Gambar 34. Ayam Bekisar kuning/jingga.
Ayam Bekisar jantan umumnya fertil (subur). Sedangkan ayam bekisar betina selalu steril (tidak subur), sehingga tidak mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Perkawinan silang ini dapat menurunkan keragaman genetik ayam hutan hijau, sebab kegiatan ini tidak diikuti dengan upaya pelestarian, yaitu: mengawinkan ayam hutan hijau jantan dengan betina dari spesiesnya sendiri. Ayam hutan hijau juga dikenal sebagai fauna identitas Propinsi Jawa Timur.
Gambar 35. Ayam Bekisar Merah. Sumber: bejubel.com
Indonesia adalah negara yang dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa oleh sang Pencipta. Mari kita lindungi, kita lestarikan dan kita manfaatkan anugerah tersebut dengan cara yang bijak. Semoga tulisan ini bermanfaat (D-094).
Referensi Utama :
Diwyanto, K dan Prijono, S. N (eds). 2007. Keanekaragaman Sumberdaya Hayati Ayam Lokal Indonesia. Pusat Penelitian Biologi. LIPI. 212 pp.
Mac. Kinnon, et al. 2002. Seri Panduan Lapangan. Burung-Burung Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Birdlife dan LIPI.
Rahayu, Iman. 2001. Karakteristik dan Tingkah Laku Ayam Hutan Merah (Galllus gallus spadiceus) di dalam Kurungan. Med. Pet. Vol.24. No.2.
http://ayamhutan.tripod.com/junglefowl.html (direkomendasikan mengunjungi website ini).
http://redjunglefowl.webs.com/idealspecimens.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Gallus_%28biology%29
http://www.feathersite.com/
Jumat, 06 Januari 2012
Lanjutan (Ayam Hutan XV)
Ayam hutan hijau menyukai daerah terbuka, tepi hutan, padang rumput dan daerah berbukit dekat pantai. Ayam ini cenderung hidup berkelompok dengan anggota 2-7 ekor. Saat pagi dan sore hari, ayam hutan jantan akan memimpin beberapa ekor betina beserta anaknya, menuju padang rumput atau daerah terbuka untuk mencari makan atau menuju sumber air untuk minum. Makanannya terdiri dari biji-bijian, serangga, pucuk rumput dan daun serta hewan kecil seperti jangkrik, lipan, kadal dan katak kecil.
Seringkali, ayam hutan hijau akan bergabung dengan banteng, sapi, rusa dan kerbau, untuk menangkap serangga yang beterbangan, karena terusik oleh pergerakan hewan besar yang sedang merumput itu. Kadang-kadang, ayam ini juga akan mengais kotoran hewan besar tadi, untuk mencari biji-bijian yang masih tersisa atau menangkap serangga yang mengerumuni kotoran tersebut.
Saat terik mulai menyengat di siang hari, ayam hutan hijau akan segera kembali, memasuki keremangan tajuk hutan, untuk berlindung. Saat senja menjelang, kelompok ayam ini akan terbang ke atas rumpun bambu, perdu dan palem pada ketinggian 2-8 meter untuk beristirahat melewatkan malam.
Gambar 32. Ayam hutan hijau di Taman Nasional Bali Barat. Sumber: Wikipedia.
Musim berbiak terjadi pada bulan Oktober dan Nopember di Jawa Barat dan Maret-Juli di Jawa Timur. Pada musim ini, pejantan akan sibuk memikat betina dengan tarian dan peragaan bulunya yang indah. Seringkali, pejantan muda yang sudah dewasa dan belum memiliki pasangan akan menantang pejantan dominan untuk memperebutkan betina. Pertarungan sengit pun tak dapat dihindari lagi. Pemenangnya akan menjadi pemimpin kelompok dan berhak mengawini betina.
Sarang ayam hutan hijau terbuat dari rumput, daun dan ranting kering yang sederhana dan berada di atas tanah. Sarang ini umumnya berada dalam semak yang rapat atau rumput yang tinggi. Telur berwarna putih, berjumlah 3-4 butir dan akan dierami selama 21-26 hari. Di antara semua jenis ayam hutan, ayam ini memiliki masa pengeraman yang paling lama. Anak ayam yang telah menetas akan cepat mandiri dan memiliki kemampuan terbang yang baik hanya dalam beberapa minggu saja.
Status Konservasi
IUCN menyatakan, populasi ayam hutan hijau masih berisiko rendah (Least Concern) untuk punah. Akan tetapi, degradasi habitat dan perburuan liar tetap mengancam kelestarian ayam ini. Ayam hutan hijau, sangat populer di Jawa Timur, sebagai induk jantan yang disilangkan dengan ayam kampung betina, untuk menghasilkan ayam hibrid eksotis yang disebut Ayam Bekisar. Artikel tentang ayam bekisar ini dapat dilihat di:http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/03/bisnis-budidaya-ayam-bekisar.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar