Jumat, 06 Januari 2012

Lanjutan (Ayam Hutan III)

Ayam jantan memiliki beberapa macam suara kokokan dan panggilan yang kompleks. Kokok yang nyaring berfungsi untuk menegaskan kehadiran ayam jantan di tempat tertentu atau sebagai peringatan terhadap ayam jantan lain agar tidak melanggar batas teritorial. Saat menemukan makanan, ayam jantan akan memanggil betinanya dengan suara tertentu untuk mendekat agar lebih mudah dirayu. Jika melihat burung elang atau hewan pemangsa lainnya, ayam jantan akan memekik keras mengeluarkan nada peringatan.
Gambar 7. Ayam hutan merah jantan asli dengan tipe cuping berwarna merah, sedang mengais tanah mencari makan. Sumber: http://redjunglefowl.webs.com/idealspecimens.htm Setelah turun dari pohon, ayam hutan akan segera sibuk mengais tanah dan serasah dedaunan untuk mencari serangga, biji-bijian, bunga, buah-buahan yang jatuh dari pohon, pucuk rumput dan hewan kecil lainnya (Gambar 7). Kadang-kadang, ayam hutan akan menelan beberapa butir pasir, untuk membantu mencerna biji-bijian dalam temboloknya. Ayam jantan dewasa yang dominan, biasanya akan mencari makan dengan beberapa selir betinanya. Ayam betina yang memiliki anak yang baru menetas, cenderung agresif dan sedikit menjaga jarak dari ayam dewasa lainnya. Sedangkan pejantan dan betina muda, kadang-kadang soliter atau berkelompok menurut jenis kelaminnya masing-masing.
Gambar 8. Dua ekor ayam hutan jantan sedang bertarung. Sumber: http://redjunglefowl.webs.com/idealspecimens.htm. Saat musim berbiak tiba, ayam jantan akan bertarung memperebutkan betina atau mempertahankan daerah teritorialnya (Gambar 8). Ayam jantan terkuat akan mendapatkan daerah teritorial yang lebih luas dan menarik perhatian beberapa ekor ayam betina. Kemampuan berkelahi ayam hutan jantan tergolong sangat baik. Serangannya cepat. Gerakan kakinya juga gesit saat menghindar. Kelihaiannya dalam melompat dan bertempur di udara, jauh di atas rata-rata ayam domestik. Gaya bertarungnya sangat indah seperti ayam Filipina. Namun, bobot tubuhnya yang ringan menyebabkan ayam hutan tidak tahan pukul. Ayam hutan juga takut menghadapi ayam domestik yang berukuran jauh lebih besar seperti ayam kampung atau ayam Bangkok. Bagi ayam betina, memilih pejantan yang paling kuat adalah syarat mutlak untuk hidup di alam liar. Pejantan terkuat akan menghasilkan keturunan yang lebih baik, dapat memberikan perlindungan dari predator karena tingkat kewaspadaannya yang tinggi dan memperoleh akses bahan makanan yang lebih banyak di daerah teritorial yang lebih luas.
Gambar 9. Sarang ayam hutan merah di habitat aslinya. Sumber: http://rimbundahan.org/(2005).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar