Jumat, 06 Januari 2012

Lanjutan (Ayam Hutan)

1. Ayam hutan Merah/Red Junglefowl (Gallus gallus Linnaeus, 1758) Ayam hutan merah adalah jenis ayam liar yang paling dikenal. Daerah sebarannya sangat luas, mulai dari bagian timur Pakistan, India utara dan timur, Myanmar, barat daya Yunnan (RRC), Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Guangxi dan Pulau Hainan (tenggara RRC) hingga Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa dan Bali. Ayam ini kemudian diintroduksi ke Kalimantan, Filipina, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Tepian hutan dengan semak terbuka diselingi perdu, menjadi habitat favorit bagi ayam hutan merah.
Gambar 4. Bagian-Bagian tubuh Ayam hutan merah. Ayam hutan merah termasuk jenis burung berukuran sedang hingga besar. Panjang total jantan berkisar antara 65-75 cm dengan kisaran berat 0,7 kg – 1,5 kg. Sedangkan betina memiliki panjang 40-45 cm dengan berat 0,5 – 1 kg. Menurut MacKinnon et al. (2002), ciri-ciri ayam hutan merah jantan adalah jengger, muka dan gelambir berwarna merah, bulu leher terdiri dari kombinasi warna kuning, jingga, coklat dengan strip hitam vertikal di tengah, bulu tengkuk (tidak kelihatan di Gambar 4), penutup ekor dan penutup sayap berwarna hitam bercampur hijau atau biru perunggu. Bulu mantel berwarna coklat berangan, bulu ekor panjang, dengan warna hitam bercampur hijau berkilauan. Tubuh bagian bawah juga berwarna hitam kehijauan. Kaki abu-abu kebiruan dengan taji yang melengkung dan runcing. Secara sederhana, bagian-bagian tubuh ayam merah dapat dilihat pada Gambar 4 di atas.
Gambar 5. Sepasang Ayam hutan merah. Jantan (kiri) dan betina (kanan). Sumber: http://redjunglefowl.webs.com/idealspecimens.htm Ayam hutan merah betina berwarna coklat suram. Bulu leher kuning kecoklatan dengan coretan hitam vertikal di tengah bulu. Ayam hutan betina yang masih asli sama sekali tidak memiliki jengger, gelambir dan taji. Kalaupun ada, ukuran jengger dan gelambirnya sangat kecil. Profil ayam hutan merah jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 5 di atas.
Gambar 6. Ayam hutan merah jantan sedang berkokok di atas pohon. Sumber: http://redjunglefowl.webs.com/idealspecimens.htm Kukuruyuuuuuuk….. Ayam hutan jantan akan berkokok nyaring dari atas pohon, saat mentari mulai muncul di batas cakrawala. Kokoknya keras tapi tidak sepanjang kokok ayam kampung. Kokok ayam hutan juga tidak sepagi ayam kampung yang mulai berkokok sejak dinihari. Hal ini untuk menghindari datangnya hewan pemangsa, saat hari masih gelap. Jika tanah sudah benar-benar terang, ayam hutan akan turun menuju semak terbuka untuk mencari makan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar